MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
LATAR BELAKANG
Pada
dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan atau
berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung Jawab juga
berati berbuat sebagai wujudan atas perbuatannya. Setiap manusia memiliki
tanggung jawab masing-masing. Diantaranya tanggung jawab seorang pelajar atau
mahasiswa akan belajar, tanggung jawab seorang dosen kepada mahasiswa atau
mahasiswinya, tanggung jawab seorang presiden kepada negara dan rakyatnya,
tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya, dan tanggung jawab
manusia kepada Tuhan yang telah Menciptakan kita.
Selain
tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat pengabdian. Pengabdian dapat
diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada
orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana
pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya
yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai
contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya berkemungkinan
besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada kedua orangtuanya,
biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya
di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya
biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang
bersangkutan.
TUJUAN
PEMBAHASAN
Tujuan
dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang tanggung
jawab yang dialami oleh manusia dan bentuk-bentuk dari tanggung jawab yang
dialami manusia. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh tanggung jawab
terhadap manusia.
PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki
keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa
yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda
dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu,
kalbu, dan sebagainya.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal
budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia
dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
PENGERTIAN
TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung
segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian karena
manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga
merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk
bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks
sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak
dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai
yang diperankan seseorang dalam jaminan sosial harus dipertanggungjawabkan
sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama.
Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks
teologis.Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia harus bertanggung
jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung
jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap
dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang
mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat
keyakinannya terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar akan
keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan
keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah orang
yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia
jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan
mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha
melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung jawab
adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang
dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan
dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah
tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.
Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung
jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang larangan
membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2. Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung
jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab terhadap
kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti
keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung
jawab dapat memperoleh kebahagiaan, karena orang tersebut dapat
menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau
orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi
kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang
berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan
masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa
hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung
jawab itu akan mencoba untuk berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang
bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang
dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu
akan mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya
Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia
mau mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.
MACAM-MACAM
TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak
lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau
menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada
kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung
jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya.
Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
1. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia
adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai
makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri,
angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila
perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang
kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi
kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung
Jawab.
2. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat
kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan
juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama
baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula,
bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat.
Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia
terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak
lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada
zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung
manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala
kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan
orang lain.
Kekuatan pada manusia
pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya
saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia
lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang
dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia
ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman
sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak
bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia
mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang
lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan
kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau
kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan
kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang
terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab
manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.
4. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi,
bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam
berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma
atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri.
Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada
negara.
5. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia
ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana
pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya.
Dalam mengembangkan
dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya
manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba
Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau
dengan istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan
sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak
bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu
diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan,
begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan
hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat
kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang
salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya
dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak
dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
PENGERTIAN PENGABDIAN DAN
PENGORBANAN
Wujud
dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu
sendiri.
A. Pengabdian
Pengabdian adalah
perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan,
kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu
ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu
pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi
sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu
berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain
halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai
berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi
hanya bantuan saja.
Macam-macam pengabdian :
a. Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia
hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih sayang.
Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada
kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian.
Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat
berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan
anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
b. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah anggota
masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang lain
saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau
memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai
kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau
lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu, demi
masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia
harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik
tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat kampungnya
terkenal dengan “remaja berandal” suka berkelahi, mengganggu orang, atau
merampas hak orang lain, maka bagaimanapun juga ia akan merasa malu.
c. Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya
adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena itu
seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya
diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.
d. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada
sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan
manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada
Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
B. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan,
sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan
demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan
yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat
dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari kisah para
tokoh atau nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya
wajib berkorban bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta yang lebih.
Wajib
korban ini telah dikisah pada jaman Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah
SWT untuk mengorbankan putra tunggalnya yang bernama Ismail. Walaupun Nabi
Ibrahim sangat sayang pada putranya tersebut, akan tetapi perintah Allah SWT
untuk mengorbankan putranya tetap dipatuhi dan dilaksanakan. Allah SWT menguji
kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati
melihat pisaunya menancap dan dipotongkan keleher putranya yaitu Ismail, tetapi
ia sudah bertekad setia menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian terbukti,
bahwa putranya yang mau dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti biri-biri.
Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi
kadarnya daripada pengorbanan Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam
yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain
dengan mengorbankan ternak seperti kambing dan sapi untuk keperluan fakir
miskin pada hari raya Idul Qurban atau pada hari raya Idul Adha.
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian.
Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga
berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada
perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih
banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan,
tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, akan
tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
KESIMPULAN
Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu
keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung
resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi tanggung
jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil,
bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi
dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk
kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat
menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh
dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak
bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan
kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta
nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung jawab juga berupa
pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan
yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA :
Ali, M.
Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT
RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Hartono,
Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan Mahasiswa, PT.
Bina Ilmu, Surabaya, 1991.
Suyadi M.P.
Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T.
1984-1985.
Widyo Nugroho,
Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta : Universitas Gunadarma
Comments
Post a Comment